Ngeri, Operator Seluler ini Dibobol Hacker dan Data Pelanggan Bocor
Bopelnews –Ngeri, Operator Seluler ini Dibobol Hacker dan Data Pelanggan Bocor
Kasus kebocoran data di Indonesia bukan hal baru mungkin dampak yang muncul dari hal ini kerap di anggap sepele. Berbeda dengan reaksi di luar negeri saat sebuah operator telekomunikasi bernama AT&T yang mengakui bahwa seluruh data pelanggannya telah bocor.
Nama AT&T seharusnya tidak asing karena perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat ini kerap muncul sebagai sponsor. Menurut informasi yang beredar mereka mengakui bahwa data pelanggannya telah menjadi korban peretasan hacker.
Kabar buruknya, aksi peretasan ini telah terjadi pada periode 1 Mei hingga 31 Oktober 2022 namun pihak AT&T baru merilis pernyataan resmi beberapa hari lalu. Data yang di curi berupa catatan panggilan telepon termasuk pesan yang di kirimkan oleh pelanggan jaringan AT&T.
Selain itu AT&T juga menduga bahwa sejak tanggal 2 Januari 2024 hacker juga berhasil meretas data yang terdiri dari nomor kontak pelanggan mereka. Sayangnya AT&T belum bisa memperhitungkan jumlah data yang berhasil di curi oleh hacker.
Namun data yang di curi tampaknya cukup penting meskipun tidak di sebutkan bahwa data pribadi pelanggan AT&T ikut di curi. Di kutip dari WCCF Tech, peretas berhasil mencuri data berupa cell site identification number yaitu sebuah pemetaan lokasi asal panggilan telepon dan pesan SMS yang dikirim.
Pihak AT&T menyatakan mulai menyadari aksi peretasan pada 19 April 2024. Mereka mengklaim bahwa saat ini data yang di curi hacker belum bocor ke internet. AT&T juga masih melakukan investigasi untuk mengidentifikasi pelaku peretasan.
Informasi terakhir yang beredar menyebut bahwa satu orang dari aksi peretasan terhadap AT&T sudah berhasil di tangkap. Perusahaan keamanan siber Mandiant mengklaim bahwa investigasi menunjukan pelaku peretasan berada di Amerika Serikat.
Informasi terbaru mengklaim bahwa AT&T ternyata berusaha bernegosiasi dengan peretas dan telah melakukan pembayaran uang tebusan (ransom) dalam bentuk Bitcoin senilai USD370.000 atau sekitar 5Rp5,9 miliar.
Pihak AT&T berharap peretas atau hacker memenuhi janji untuk menghapus data yang di curi dengan menunjukan rekaman video yang menampilkan proses penghapusan data tersebut. Peretasan tersebut baru ini di ketahui sebagai bagian dari kelompok bernama Shiny Hunters.
Tinggalkan komentar