Sejarah dan Budaya Menjelajahi Keindahan Pura Mangkunegaran

Bopelnews – Sejarah dan Budaya Menjelajahi Keindahan Pura Mangkunegaran Sejarah dan Budaya Menjelajahi Keindahan Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran, selain sebagai tempat tinggal para raja, merupakan bangunan istimewa yang sering di jadikan lokasi untuk acara-acara intim dan khidmat seperti pesta pernikahan dan upacara adat.

Pendopo: Bangunan utama pura yang di gunakan untuk berbagai acara, seperti pernikahan, resepsi, dan pertunjukan seni.
Dalem: Tempat tinggal Pangeran Mangkunegaran dan keluarganya.
Padepokan: Tempat latihan para pendekar dan prajurit Pura Mangkunegaran.
Masjid: Tempat ibadah umat Islam di Pura Mangkunegaran.
Padepokan: Tempat latihan para pendekar dan prajurit Pura Mangkunegaran.

Berikut ini beberapa fakta menarik tentang Pura Mangkunegaran yang di rangkum dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Cagar Budaya Surakarta (Solo)

Pura Mangkunegaran awalnya merupakan pusat kerajaan otonom dari Kadipaten Mangkunegaran, yang memiliki tentara sendiri hingga akhirnya bergabung dengan NKRI pada tahun 1946Akibat revolusi sosial di Solo pada 1945 hingga 1946

Mangkunegaran tidak lagi berdaulat dan kini berfungsi sebagai cagar budaya yang pengelolaannya di lakukan turun-temurun oleh keluarga.

Berdiri Sejak 1575

Bangunan ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka, berfungsi sebagai pusat kerajaan Mangkunegaran

hasil dari Perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwana III

dengan Raden Mas Said di Salatiga yang di saksikan oleh perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC.

Raden Mas Said, pendiri Mangkunegaran, memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul

Pajang sebelah utara, dan Kedu, dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I dan berkedudukan di Pura Mangkunegaran.

Masjid Keraton Mangkunegaran

Di kompleks Pura Mangkunegaran terdapat Masjid Al-Wustho, yang di di rikan sejak 1295 Hijriah atau

1878 Masehi dan selesai pada 1918. Pengelolaan masjid ini di percayakan kepada para pengurus yang di angkat sebagai Abdi Dalem Keraton Mangkunegaran. Masjid Al-Wustho tetap menjadi Masjid Keraton sejak zaman penjajahan Belanda hingga penjajahan Jepang.

Tarian Mahakarya Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran juga di kenal sebagai tempat lahirnya tarian Serimpi Mandrarini

sebuah karya besar budaya Jawa Tengah yang menggambarkan seni komunitas bangsawan pada masa raja-raja Jawa. Tarian ini terdiri dari empat penari yang menggunakan properti seperti keris dan panah, dan telah ada sejak zaman Mataram. Selain Serimpi Mandrarini, Mangkunegaran juga memiliki beberapa tarian Serimpi lainnya seperti Serimpi Pandelori, Serimpi Moncar, dan Serimpi Putri Cina.

Pura Mangkunegaran tidak hanya menjadi simbol sejarah dan budaya Jawa

tetapi juga sebagai pusat warisan yang terus hidup melalui berbagai acara dan kegiatan yang masih berlangsung hingga kini.

Share it:

Tags

Berita
Bolapelangi Login

Bolapelangi Login

BOLAPELANGI menghadirkan permainan digital terpopuler INDONESIA, Dan rasakan sensasi kemenangan terbaik, Daftar dan Login Agen BOLA PELANGI sekarang. https://shortq.link/bolapelangi

Related Post

Tinggalkan komentar