Bopelnews – Amsterdam dan Kopenhagen Sembunyikan Tempat Wisata Populer Amsterdam dan Kopenhagen Sembunyikan
Beberapa kota di Eropa mengalami dampak negatif dari pariwisata berlebihan atau overtourism, terutama di tempat-tempat popupernya. Dua di antara kota itu adalah Amsterdam di Beanda dan Kopenhagen di Denmark. Keduanya sekarang berencana menyembunyikan tempat-tempat wisata utama dengan mengarahkan turis menjauh dari tempat-tempat wisata dan destinasi populer.
Pada 2021, Ondrej Mitas, dosen senior di Universitas Sains Terapan Breda, menjalankan eksperimen di mana 155 pengunjung ke provinsi Overijssel di Belanda di beri salah satu dari dua alat perencanaan digital untuk menginspirasi perjalanan mereka. Satu kelompok di beri aplikasi dengan destinasi populer yang di tandai, dan alat lainnya di siapkan dengan petugas AI bernama Travel With Zoey, yang merekomendasikan tempat-tempat wisata yang kurang di kenal.
Individu dari kedua kelompok pergi ke tempat-tempat yang di sarankan oleh perangkat mereka. Dalam survei setelahnya, mereka menunjukkan kepuasan yang sama terhadap liburan di sana.
Sekarang, Ondrej dan tim Travel with Zoey bekerja sama dengan dewan pariwisata Amsterdam dan Kopenhagen untuk menciptakan kembali eksperimen tersebut.
Salah satu cara yang di lakukan kedua lokasi ini adalah dengan mengalihkan keramaian ke destinasi hidden gems. Strategi kreatif ini berharap untuk mendefinisikan ulang objek wisata yang wajib di kunjungi di kota tertentu. Mereka menggunakan AI untuk membantu pendekatan ini.
AI akan menyarankan lokasi yang berbeda bagi wisatawan untuk di kunjungi, potensi kepadatan berkurang, pengalaman pengunjung yang lebih autentik di berikan, dan lokasi yang kurang di kenal serta bisnis independen menerima pendapatan yang lebih besar.
Penghargaan untuk wisatawan
Cara kedua yang di lakukan kedua kota untuk membatasi dampak negatif dari pariwisata yang berlebihan adalah dengan memberi penghargaan atas perilaku yang baik. Misalnya, di Kopenhagen
Pada Juli, Kopenhagen mulai memberi penghargaan kepada pengunjung yang melakukan aksi sederhana dan ramah lingkungan melalui program percontohan inovatif selama sebulan yang bermitra dengan 20 lokasi lokal. Program percontohan berakhir pada 11 Agustus. Hasilnya akan di publikasikan oleh Visit pada akhir Agustus.
Trik ini di anggap menguntungkan semua pihak karena jalanan akan tetap bersih, kesejahteraan masyarakat akan meningkat, kepuasan pengunjung akan meningkat, dan lingkungan, termasuk satwa liar, akan lebih terlindungi.
Meratakan pemasukan pariwisata
Menyebarkan pendapatan pariwisata juga merupakan salah satu cara kota mengurangi kepadatan. Dengan mempromosikan destinasi yang lebih berkelanjutan dan tempat-tempat yang kurang di kenal, pendapatan pariwisata akan tersebar di seluruh kota, bukannya di pusatkan ke tempat-tempat yang populer.
Mulai 2026, wisatawan kapal pesiar yang berhenti di Amsterdam akan di batasi. Lalu pada 2035, terminal akan di bangun di luar Amsterdam. Kota ini juga berencana memberlakukan pembatasan pada persewaan liburan jangka pendek pada akhir tahun.
Amsterdam juga melakukan kampanye “Stay Away” yang bertujuan mengurangi pengunjung pesta di Red Light Di strict yang terkenal kota tersebut. Mereka juga memberlakukan larangan konsumsi ganja di tempat umum untuk membantu membatasi perilaku onar.
Tinggalkan komentar