Bopel.News – Restoran Italia di Tokyo Di kritik karena Pelanggan Korea dan Cina
Sebuah restoran di area Shinjuku Okubo Tokyo memicu kontroversi setelah memasang pemberitahuan menolak pelanggan Korea dan turis Cina. Restoran Italia itu mengunggah foto di X pada 5 Juli 2024, yang langsung menjadi viral.
Menurut Korea Times foto tersebut menunjukkan pemberitahuan di jendela restoran yang di tulis dalam bahasa Jepang Pesan tersebut berbunyi Meskipun keberagaman dan toleransi sering
Korea dan Cina
Daerah Okubo, lokasi restoran Italia tersebut berada, merupakan rumah bagi komunitas Korea dan banyak di kunjungi wisatawan asing. Banyak yang menilai bahwa kawasan ini bukan tempat yang tepat untuk bertindak rasis.
Menurut Korea Times foto tersebut menunjukkan pemberitahuan di jendela restoran yang di tulis dalam bahasa Jepang. Pesan tersebut berbunyi, Meskipun keberagaman dan toleransi sering di bicarakan akhir-akhir ini, kami menolak melayani pelanggan Cina dan Korea karena kami tidak ingin bekerja dengan pemikiran yang tidak menyenangkan.
tidak menyenangkan baca juga ya
Daerah Okubo, lokasi restoran Italia tersebut berada, merupakan rumah bagi komunitas Korea dan banyak di kunjungi wisatawan asing. Banyak yang menilai bahwa kawasan ini bukan tempat yang tepat untuk bertindak rasis.
Itu adalah tanda diskriminasi. Saya menentang hal ini dan tidak akan pernah mengunjungi restoran tersebut,” komentar seseorang di postingan tersebut.
Paling tidak restorannya harus menulis dalam bahasa Inggris bagaimana kita bisa tahu kalau hanya dalam bahasa Jepang tulis yang lain.
Penolakan Turis Asing
Ini bukan pertama kalinya sebuah restoran Jepang mendapat kritikan karena menolak turis asing. Pada Februari, sebuah hotel di Jepang menolak pelancong Korea karena mereka tidak mengerti bahasa Jepang.
Pada 2016, sebuah restoran sushi di Osaka menghadapi reaksi buruk karena menyajikan sushi dengan wasabi berlebihan kepada pelanggan Korea.
Beberapa lokasi wisata paling terkenal di Tokyo memiliki bar dan restoran yang tidak mengizinkan orang asing masuk. Para pemiliknya beralasan, harus ada tempat yang nyaman bagi penduduk setempat untuk menghabiskan waktu mereka jauh dari keramaian turis.
Tinggalkan komentar